Mindfulness to be Happiness

 


Setiap anak memiliki kesadaran berpikir yang berbeda-beda, dan latar belakangnya yang berbeda juga layaknya orang dewasa. Anak saya yang paling besar berumur 11 tahun. Pernah di sekolahnya mendapatkan perlakuan bullying dari teman-temannya. Sejak kecil yang selalu saya lakukan disaat dia merengek pulang sekolah ketika ada temannya yang jahil, suka mengganggunya adalah dengan mendengar keluh kesahnya.

Pendekatan komunikasi kepada anak  dapat mendekatkan kita dan anak agar mereka terbuka dengan pendekatan dialog antara anak dan orang tua. Yang paling membekas pada saat bermain bersama temannya, Ailin mendapatkan perlakuan tidak baik di dorong tubuhnya dari atas hingga terjatuh kebawah tangga masjid yang cukup tinggi.

 Hidungnya bengkok, mengeluarkan darah, bibir dan gusinya berdarah. Ailin mengalami shock, anak yang kami rawat dari bayi yang hampir-hampir tidak pernah terjatuh sefatal itu, membuat kami orang tuanya pun ikut shock dengan kejadian tersebut. Beberapa hari tidak masuk sekolah untuk menyembuhkan lukanya dan menata kembali mentalnya agar bisa berjalan senormal mungkin. 

Cukup sulit mengembalikan kestabilan berpikirnya, tetapi saya berusaha menenangkan suasana hatinya di masa-masa tersulitnya menghadapi realita yang sedang terjadi. Betapapun kita berusaha melindungi anak-anak kita, pasti akan ada masa-masa dimana kita harus menghadapi ujian-ujian dalam hidup. Dunia ini tidak selalu berbaik hati, anak-anak kita mungkin akan atau sudah terluka.

Saya yakinkan Ailin untuk setiap apa yang kita lalui sudah menjadi takdir Allah, ketetapan yang tidak bisa kita hindari. Sama-sama mengambil hikmah dari apa yang sudah terjadi, meskipun masih kelas satu SD anak mampu memahami apa yang terjadi dengan dirinya. Terus berhati-hati dan mawas diri. Dan semoga jadi pembelajaran untuk para orang tua jangan sampai niat bermain itu sampai membahayakan diri anak ataupun anak orang lain. 

Memberikan pemahaman kepada anak, apa yang ia lakukan baik atau buruk pasti akan berdampak. Jika anak melakukan kebaikan akan dibalas dengan kebaikan tetapi jika mengalamj suatu keburukan akan mendapatkan konsekuensi dari apa yang ia lakukan.

Alhamdulillah Ailin, bisa keluar dari masa-masa sulitnya. Untuk beberapa tahun belajar hingga sekarang ia sudah sampai dikelas enam. Beberapa kali ada konflik anak-anak pada umumnya Ailin sudah bisa menyelesaikan masalahnya dengan baik.

Semoga kedepannya Ailin bisa jadi anak yang salihah, berakhlak baik dengan ilmu-ilmu yang diterima dan dapat menjadi problem solver untuk dirinya sendiri dan untuk orang lain.

****

Kecerdasan berfikir adalah kemampuan untuk memproses informasi, menganalisis situasi, mengambil keputusan yang tepat, dan menyelesaikan masalah dengan baik. Bagi remaja, kecerdasan berfikir menjadi sangat penting dalam menghadapi tantangan dan menjalani kehidupan sehari-hari. Kita akan mempelajari beberapa aspek kecerdasan berfikir yang relevan bagi remaja.

Pertama, salah satu aspek penting dari kecerdasan berfikir adalah kemampuan analitis. Remaja perlu mengembangkan kemampuan untuk menganalisis informasi dengan seksama, memecahkan masalah, dan mencari solusi yang efektif. Dalam dunia yang kompleks ini, remaja sering dihadapkan pada banyak informasi dan situasi yang membutuhkan pemahaman yang mendalam. Dengan mengasah kemampuan analitis mereka, remaja dapat belajar mengevaluasi informasi dengan kritis, mengidentifikasi pola dan tren, serta membuat keputusan yang lebih baik.

Kemampuan berpikir kreatif juga penting bagi remaja. Berpikir kreatif melibatkan kemampuan untuk melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda, menghasilkan ide-ide baru, dan menemukan solusi yang unik. Remaja yang berpikir kreatif mungkin lebih mampu beradaptasi dengan perubahan, menghadapi tantangan dengan sikap yang positif, dan mengeksplorasi berbagai cara untuk mencapai tujuan mereka.

Selain itu, kecerdasan emosional juga merupakan bagian integral dari kecerdasan berfikir. Remaja seringkali dihadapkan pada perubahan emosi yang intens, tantangan dalam memahami dan mengelola emosi mereka sendiri, serta dalam berinteraksi dengan orang lain. Kecerdasan emosional melibatkan kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengatur emosi dengan baik. Remaja yang cerdas secara emosional cenderung memiliki hubungan interpersonal yang lebih baik, mampu mengelola stres dengan lebih efektif, serta memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan mereka.

Selain itu, kemampuan berpikir kritis juga sangat penting. Remaja perlu belajar untuk melihat melampaui informasi yang diberikan, mengevaluasi argumen dan bukti dengan cermat, serta mengambil keputusan yang berdasarkan pemikiran logis. Dalam dunia yang penuh dengan informasi yang mudah diakses, kemampuan berpikir kritis membantu remaja memfilter dan menyaring informasi yang valid dan relevan.

Kemampuan berpikir sistemik juga menjadi keterampilan penting bagi remaja. Kemampuan berpikir sistemik melibatkan kemampuan untuk melihat hubungan sebab-akibat yang kompleks antara berbagai elemen dalam suatu sistem. Remaja yang mampu berpikir sistemik dapat memahami bagaimana keputusan dan tindakan mereka dapat mempengaruhi diri mereka sendiri, orang lain, dan lingkungan mereka secara keseluruhan.

Mengajari anak untuk melihat ke dalam, daripada melihat ke luar pengalaman mereka, dapat mengembangkan kecerdasan emosi, dan membuat anak-anak dan keluarga lebih bahagia.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dalam Kenakalan Anak Ada Kecerdasan

3 Stimulasi Dasar yang Harus dimiliki Orang Tua

Kesehatan Mental: Realitas yang Sering Dikaburkan