Pentingnya Peran Orang Tua



   

 Pengasuhan adalah kata yang ada di benak kita saat menjadi orang tua untuk pertama kalinya. Anak terlahir dengan fitrahnya, orang tua baru, diberikan amanah mulia berupa anak agar kelak menjadi seorang pemimpin di muka bumi.

    Namun, terkadang teori tak sesuai dengan prakteknya. Banyak orang tua tak bisa menjadi tua dalam hal subjektif, hanya status yang berbeda tetapi pelaksana dan tanggung jawab sebagai orang tua belum maximal. Menjadi orang tua idaman butuh perjuangan, kesabaran dalam menghadapi biduk rumah tangga.

    Apa ada salahnya jika saja kita menjadi orang tua yang biasa saja? Tidak ada salah atau benar, hidup itu pilihan. Sudah menjadi hak masing-masing hak individu. Ibarat jika ada pisau yang tumpul bisa di asah menjadi tajam kenapa tidak diasah, agar mampu membelah buah lebih cepat dan tentunya menjadi pisau yang bermanfaat. Sebagai orang tua tidak hanya status saja, tetapi memiliki manfaat untuk anak dan keturunannya. Tentu saja kita ingin yang terbaik, bukan?

Haruskah menjadi orang tua sesuai tuntunan dalam islam?

    Sebagai orang tua haruslah menjadi tuntunan bagi anak-anaknya. Dalam islam tuntunan dalam mendidik sudah ada aturannya dalam Alquran dan sunah Nabi Muhammad Saw. Mulai dari adab bangun tidur hingga tidur lagi. 




 Peran penting orang tua dalam keluarga sebagai bentuk tanggung jawab kepada anggota keluarganya,baik perilaku, dan ucapannya akan ditiru sebagai bentuk keteladanan oleh anggota keluarga terkhusus anak-anaknya. Jadi penting sekali peran orang tua dalam pengasuhan dan adab yang akan berpengaruh besar kepada tumbuh kembang anak agar menjadi generasi muslim yang berakhlakul karimah.

Bagaimana seharusnya menjadi orang tua?

    Dalam ajaran islam sudah diberikan panduan untuk menjadi orang tua, dalam Alquran surah lukman:15

“ Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mentaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."

    Dalam ayat diatas menjelaskan, pertama tidak syirik (menyekutukan ALLOH) yang perlu dipahami sebagai orang tua. untuk menanamkan tauhid pada dirinya sendiri sebelum kepada istri anak dan keturunannya adalah perihal syirik. Syirik merupakan salah dosa besar yang tidak bisa diampuni, oleh karena itu sebagai orang tua harus dipahamkan nilai agama tentang ke-tauhidan.

    Pesan lainnya Lukman kepada anaknya dalam surah diatas adalah tetap anjuran berbuat baik kepada orang tua meskipun mereka mengajak kepada ke syirikan, sebagai anak tetap berbuat baik kepada ibu bapaknya.

Beberapa Tips menjadi orang tua baru

    Pertama, Mulailah belajar ilmu agama. Karena semua yang seorang muslim lakukan itu adalah sebuah kebaikan, sebagimana tersirat dalam hadis dari Abu Hurairah,

"Jika salah seorang dari kalian memperbaiki keislamannya, maka setiap kebaikan yang dia kerjakan ditulis dengan sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat, dan setiap kesalahan yang dilakukannya ditulis dengan kesalahan yang sama hingga dia bertemu dengan Allah Azza wa Jalla."

    Dalam hadis tersebut menjelaskan, dimana seorang muslim memperbaiki keislamannya, semua kebaikan ditulis sepuluh kebaikan berlipat ganda hingga tujuh ratus kali, dan begitu juga sebaliknya hingga bertemu ALLOH SWT dengan catatan amal-amalan kita.

    Melihat pahalanya yang begitu besar dan berlipat-lipat, sayang rasanya jika kita sebagai orang tua menyia-nyiakan kesempatan berburu pahala besar.

    Kedua, Sebagai orang tua haruslah mempunyai jiwa pembelajar bahkan dalam islam menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban karena sejatinya kita ada Thalib (murid) di sekolah kehidupan. Agar kita bisa membimbing keluarga kita, menjadi keluarga yang bahagia sampai surga.

    Ketiga, Keluarga bervisi surga. Rumahku adalah surgaku, menciptakan suasana aman tenang dan bahagia dengan keluarga bervisi surga. Menghidupkan nilai-nilai Alquran dan sunah ditengah-tengah kehidupan berkeluarga. Agar menjadi keluarga yang penuh dengan kebahagian dan keberkahan yang diharapkan mendapat rida ALLOH SWT, sampai jannah.

    Keempat, Belajar sabar menghadapi semua masalah, ujian dan cobaan. Dalam mendidik anak tidak semulus yang angankan, terkadang anak bisa jadi ujian dan di dalam hal ini menuntut kesabaran orang tua ketika anak tidak sesuai dengan keinginan kita.

* Kewajiban Menuntut Ilmu

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim” (HR. Ibnu Majah no. 224, dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dishahihkan Al Albani dalam Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir no. 3913).
Ketika sudah turun perintah Allah SWT yang mewajibkan suatu hal, yang harus dilakukan umat Islam adalah sami’na wa atha’na (kami dengar dan kami taat).

Dalam hadits lainnya Rasulullah SAW bersabda:

تَعَلَّمُوْاوَعَلِّمُوْاوَتَوَاضَعُوْالِمُعَلِّمِيْكُمْ وَلَيَلَوْا لِمُعَلِّمِيْكُمْ ( رَواهُ الطَّبْرَانِيْ)

"Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-gurumu, serta berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu. (HR Tabrani).

    Dalam hadis diatas selain belajar dan mengajarkan ilmu, kita harus belajar adab untuk bersikap baik dan menghormati kepada guru-guru.

    Terkadang orang tua yang sibuk dengan urusannya agak kesulitan dalam membagi waktu keluarga dengan pekerjaannya, untuk itu haruslah dibuatkan managemen waktu skala prioritas dalam rumah tangga agar semua berjalan beriringan.
    
    Keluarga yang bervisi surga InsyaALLOH adalah solusi bagi semua orang tua, agar hidup menjadi terarah, terbimbing dan mendapat rida-NYA.










Komentar

  1. wah ini mungki manajemen waktu akan jadi judul selanjutnya dalam blog ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah mampir di blog saya, iya betul bisa di kupas lebih lanjut ya untuk management waktu 🙂🙏

      Hapus
  2. Surah Luqman memang menjadi contoh yang nyata tentang pendidikan anak, bahwa yang pertama ditanamkan itu memang tauhid. Jika aqidah anak sudah benar, maka Insya Allah agamanya akan baik. Begitu pula sebaliknya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. MasyaALLOH benar mas, PR ini sebagai orang tua, untuk pemahaman tauhid yang lurus memang butuh perjuangan ternyata

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dalam Kenakalan Anak Ada Kecerdasan

3 Stimulasi Dasar yang Harus dimiliki Orang Tua

Kesehatan Mental: Realitas yang Sering Dikaburkan