Optimis Menatap Masa Depan

Sering kita mendengar kata sukses, sukses diartikan biasanya berhubungan secara finansial. Harapan semua orang tua bercita-cita anaknya kelak menjadi anak yang sukses. Tetapi banyak yang mengartikan sukses itu dunia semata. Bagaimana dalam Islam memandang sukses dari sisi agama?

Sukses seorang anak tidak lepas dari pengaruh orang tua dalam hal pengasuhan dan pendidikan dari mulai kandungan hingga mulai mengenyam pendidikan. Ketika anak sudah di bangku sekolah, guru menjadi orang tua ke dua untuk anaknya dan jika di rumah guru adalah orang tuanya.



Terkadang di saat mendidik anak kita sebagai orang tua merasa gagal atau belum mampu mendidik anak, sesuai dengan target-target yang rencanakan. Sebaiknya sikap orang tua lebih bijak menyikapinya, kesabaran memang di uji dalam hal ini 

Sukses yang diharapkan tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi lebih bermanfaat untuk masyarakat dan umat. Oleh karena itu peran orang tualah yang harusnya dominan. 

Beberapa langkah yang perlu diperhatikan oleh orang tua.

1. Sebagai orang tua wajib hukumnya untuk belajar ilmu agama mencakup semua aspek Alquran dan hadis.
2. Menyatukan visi dan misi dengan pasangan, karena program berjalan dan sukses berawal dari persamaan niat untuk mencapainya dengan bahu membahu.
3. Melibatkan anggota keluarga sebagai support system anak untuk proses belajarnya.
4. Memotivasi anak untuk menjadi hamba yang taat kepada ALLAH, agar senantiasa mengingat ALLAH, mensyukuri segala nikmat yang ALLAH beri.
5. Memberikan pemahaman kepada anak apapun profesinya kelak, jadikan profesi kita sebagai ladang amal kebaikan yang tidak hanya hasilnya dipetik di dunia melainkan di akhirat.
6. Kondisikan lingkungan yang islami, kreatif dan mandiri. Anak diberikan contoh-contoh kewajiban setiap hari, misalkan bangun tidur merapikan selimutnya, meskipun tampak sepele tetapi akan berdampak besar ketika dewasa. Sesuatu yang menjadi rutin dan biasa jika dilakukan istikamah dalam waktu yang lama tidak akan terasa berat. Seperti besi ditempa dengan panas akan semakin tajam. Begitu juga dengan seorang anak yang sudah terlatih sejak kecil.

Bukan berarti ketika kita membuat perencanaan dalam pelaksanaannya tidak akan pernah gagal, bahkan ada pepatah kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Jangan bersedih hati dan berputus asa, ketika anak belum bisa menjadi yang kita inginkan. Sentuh hatinya dengan tulus, timbulkan cita-cita tertingginya. Bantu mereka dengan sabar dan penuh keikhlasan. Hanya butuh waktu saya, berfikir positif dan berbaik sangka karena ALLOH sesuai dengan prasangka hambanya.

Belajar dari sang penakluk konstantinopel, Muhammad Al Fatih, yang membebaskan konstantinopel setelah dikuasai bangssa romawi 1000 tahun lamanya. 
Muhammad Al Fatih kecil dibimbing oleh ayahnya raja Murad II dan ibundanya Hatun dan di dampingi gurunya sehingga menjadi anak kecil yang umur 10 tahun sudah menghafal Qur'an 30 juz dan hadis, ilmu fiqih dll.

Esok masih ghaib, berprasangka baik kepada ALLAH SWT.

"Allah berfirman sebagai berikut:”Aku selalu menuruti persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Apabila ia berprasangka baik maka ia akan mendapatkan kebaikan. Adapun bila ia berprasangka buruk kepada-Ku maka dia akan mendapatkan keburukan.” (H.R. Tabrani dan Ibnu Hibban).

Jauhkan pikiran buruk, yang secara tidak langsung akan mempengaruhi alam bawah sadar kita. Ubah dengan mindset positif sesuai dengan hadis diatas yang menganjurkan kepada kita untuk terus berprasangka baik akan mendapatkan kebaikan begitu pula sebaliknya.

Bijak menjadi orang tua dengan terus berusaha, dengan konsep DUIT.
Pertama, doa. Doa adalah senjata seorang muslim,
Kedua, usaha. Usaha semaksimal kemampuan untuk memenuhi kebutuhan anak istri dan keluarga 
Ketiga, ikhtiar. Ikhtiar selalu tanpa putus asa
Keempat, Tawakal. Setelah doa, usaha, iktiar kita serahkan semuanya kepada ALLAH

Sebagai seorang muslim haruslah yakin, bahkan daun-daun jatuh sudah ada waktunya untuk gugur. Rezeki sudah ditulis jauh sebelum manusia dilahirkan kedunia tercatat di Lauh Mahfudz
dalam surah Al-An'am 6:59 diterangkan

"Dan pada sisi ALLAH-lah kunci-kunci semua yang ghaib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali DIA sendiri, dan DIA mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan DIA mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan terlulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)."

Dari ayat di atas sebagai seorang muslim, semakin berbahagia dan ayat tersebut menenangkan jiwa agar senantiasa yakin bahwa ketetapan ALLAH sudah pasti, jangan menakutkan sesuatu yang masih ghaib. Karena semua sudah tercatat jauh sebelum kita di lahirkan sudah di Lauh Mahfudz.

Tugas kita bagi orang tua selain cara-cara diatas adalah memberikan yang terbaik dukungan moril dan spiritual untuk anak kita agar maju dalam hal pendidikan untuk masa depannya. Agar menjadi anak sukses, tidak hanya sukses di dunia tetapi sukses juga di akhirat. Menjadi anak yang saleh dan salihah yang menjadi aset terbesar kita di dunia akhirat, penyejuk hati dan penenang jiwa AAMIIN. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dalam Kenakalan Anak Ada Kecerdasan

3 Stimulasi Dasar yang Harus dimiliki Orang Tua

Kesehatan Mental: Realitas yang Sering Dikaburkan