Kesehatan Mental: Realitas yang Sering Dikaburkan



Nasihat yang baik harusnya disampaikan dengan baik juga. Dengan adab-adab dalam nasihat menasihati. Dalam hal ini sebagai seorang muslim, hendaklah kita menasihati dalam rangka amar makruf nahi mungkar. Karena itu bagian dari syiar agama. Mengajak kebaikan dan meninggalkan keburukan. Namun, terkadang nasihat tidak sampai ke yang dinasihati karena salahnya penyampaian.

Adab-adab dalam menyampaikan nasihat, haruslah dipahami. Agar tidak menyinggung, menyakiti dan mempermalukan orang lain. Sebenarnya,  ketika menuliskan ini muncul dengan keraguan, bukan keraguan terhadap apa yang ingin disampaikan, tetapi keraguan akan kemungkinan sampai di layar ponsel kalian dan menjadi bacaan yang bermanfaat. Namun, jika kalian memberi kesempatan, kita bisa berbicara tentang sesuatu yang penting tentang kesehatan mental.

Dalam hubungannya kesehatan mental dengan opini dan respon orang terdekat dan lingkungan sekitar, untuk bisa mensejahterakan mental para penyintas. Terlebih ketika lingkungan tidak kondusif, lebih memperparah luka batin seseorang. Kita lebih peka dan berempati dengan mereka yang terganggu kesehatan mentalnya, atau jangan-jangan kita sendiri juga memiliki gejala itu?

Tidak semua orang kuat akan kritikan

Sebelum kita melangkah lebih jauh, tak ada niatan untuk mengkritik ketidaksukaan kalian pada membaca. Semua orang memiliki preferensi berbeda. Namun, saat seseorang menawarkan teguran, masukan, atau imbauan, kadangkala sulit menerima bahwa itu bisa berlaku untuk diri sendiri. Ini sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya, ketika membaca kitab suci dan menemui seruan, "Wahai orang-orang yang berlebih-lebihan," kita cenderung membayangkan itu mengarah kepada orang lain, meskipun sebenarnya bisa saja berlaku untuk diri kita sendiri. 

Mungkin ada alasan khusus yang membawa kalian membaca tulisan ini, jadi mari kita bahas dua hal yang telah menjadi topik diskusi dalam komunitas penyintas gangguan kesehatan mental dan tenaga kesehatan. 

Jangan abai dengan lingkungan sekitar 

Pertama, mari akui bahwa gangguan kesehatan mental adalah masalah yang nyata. Meskipun tidak terlihat seperti luka fisik, mereka memiliki dampak serius. Perlu diingat tragedi seorang ibu yang membunuh anaknya dengan cara menggorok leher anaknya hingga meninggal.  Beberapa media mengekspos insiden ini dengan judul-judul sensasional, namun ada juga yang menyoroti kondisi mental ibu tersebut setelah melahirkan. Ketidaktidakan suami, tekanan dari mertua, dan kelelahan adalah faktor-faktor yang menyebabkan ibu ini melalui kondisi sulit. Apakah dia kurang iman? Ataukah ini lebih berkaitan dengan masalah kesehatan mental pasca melahirkan seperti baby blues atau postpartum?

Kita juga bisa merenungkan kasus terbaru di kancah internasional, banyak artis-artis Korea yang bunuh diri. Namun, tidak ada yang tahu masalah apa yang bisa membuatnya tak sanggup menanggung beban hidupnya sendiri. Bahkan harus mengakhiri hidupnya dengan tragis. Perlu dipahami bahwa kesehatan mental adalah hal yang serius.

Kedua, mari kita bicarakan tentang empati. Jika kalian memilih untuk tidak percaya pada eksistensi gangguan kesehatan mental, yang bisa kalian lakukan adalah menahan diri untuk tidak memberikan komentar merendahkan. Simpan unek-unek itu untuk dirimu sendiri, sehingga mereka yang berjuang untuk sembuh tidak harus memikul beban tambahan. Kesehatan mental adalah perjuangan yang sebenarnya, dan kita semua berada dalam perjalanan yang unik. Dengan bersama-sama meningkatkan pemahaman dan empati, kita dapat membantu mereka yang membutuhkan dukungan.

Empati adalah solusi 

Jika kita menjadi teman bagi seseorang yang memiliki gangguan kesehatan mental mereka memerlukan pemahaman, empati, dan dukungan yang baik. Berikut adalah beberapa tips tentang cara mendukung teman kalian yang mengalami masalah kesehatan mental diantaranya: 

Pertama, kita dengarkan dengan Empati. Dengarkan dengan teliti ketika teman kita ingin berbicara tentang perasaan atau pengalaman mereka. Cobalah untuk memahami tanpa menghakimi atau memberikan solusi secara cepat.

kedua, kita tunjukkan dukungan. Sampaikan bahwa kita ada di sana untuk teman kita. Katakan bahwa Anda peduli dan siap untuk mendukung mereka dalam perjalanan mereka.

Ketiga, kita hormati privasi teman kita Jangan memaksa mereka untuk berbicara tentang masalah mereka jika mereka tidak nyaman melakukannya. Biarkan mereka memutuskan kapan dan dengan siapa mereka ingin berbicara.

Keempat, edukasi diri kita. Cobalah untuk memahami lebih banyak tentang gangguan kesehatan mental yang dialami mereka. Ini dapat membantu kita menjadi lebih sadar dan mengurangi stigma.

Kelima, kita ajak mereka untuk aktivitas sederhana. Ajak teman kita untuk melakukan aktivitas sederhana bersama, seperti berjalan-jalan, menonton film, atau sekadar minum kopi. Aktivitas seperti ini dapat membantu mereka merasa didukung dan terhubung.

Coba tanyakan kepada teman kalian apa yang mereka butuhkan dari kita. Mereka mungkin memiliki permintaan khusus atau hanya ingin seseorang untuk mendengarkan.

Jika teman kita sedang dalam perawatan medis atau terapi, ingatkan mereka untuk tetap mematuhi perawatan tersebut. Kita dapat membantu dengan mengingatkan mereka tentang janji atau menawarkan dukungan dalam perjalanan mereka.

Perjalanan menuju pemulihan dalam gangguan kesehatan mental bisa berliku dan memakan waktu. Bersabarlah dengan teman kita dan terus berikan dukungan, bahkan jika ada kemunduran. Jangan menghakimi atau memandang rendah teman kita karena masalah kesehatan mental mereka. Justru bantu mereka merasa diterima dan normal.

Jaga Kesehatan diri Sendiri. Mendukung teman dengan gangguan kesehatan mental bisa menjadi tugas yang menantang. Pastikan kalian juga menjaga kesehatan mental dan mencari dukungan jika kita merasa perlu.

Ingatlah bahwa menjadi teman atau orang terdekat yang mendukung bagi seseorang dengan gangguan kesehatan mental adalah hal yang sangat berarti. Dengan empati, pengertian, dan dukungan kita, kita dapat membantu teman kita merasa lebih baik dan mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan. Sederhana saja, mari kita hormati perasaan orang lain dan berikan dukungan ketika diperlukan. Kesehatan mental adalah bagian penting dari hidup kita yang tidak boleh diabaikan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dalam Kenakalan Anak Ada Kecerdasan

3 Stimulasi Dasar yang Harus dimiliki Orang Tua